Pernah suatu hari bermimpi menjadi seorang pejabat, rasanya seperti kenyataan kemana-mana ada yang ngawal dan selalu di tunggu-tunggu oleh rakyat hehe..mobil mewah,pakaian wah dan bermerk,makan enak,tidur nyenyak (apalgi kalo gak mikirin rakyat) gajih gede (apalagi kalo ditambah korupsi) wah lebih kaya.
Tapi mimpi itu kini sirna karena saya membayangkan kalo jadi pejabat dan tidak ngurusin rakyat. masya ALLAH tanggung jawabnya berat bukan hanya di dunia tapi di akhirat juga. Apalagi saat ini sudah banyak beberapa pejabat yang tadinya kelihatan bersih dan anti korupsi kini malah pro korupsi dan memperkaya diri, kenapa itu terjadi? saya pikir itu karena sebuah kekuasaan dan kesempatan yang besar untuk korupsi, jadi ya gitu deh korupsinya gede ngurusin rakyatnya jarang.
Aku berpikir sejenak dan melihat anakku yang masih kecil,aku bertanya dalam hati "apa yah cita-cita anakku kelak? ternyata suara hari didengar sama istriku tercinta dan dia bilang " yah anakmu ini sepertinya calon pejabat deh yah" aku diam dan aku bingung jadinya, kenapa aku jadi bingung? harusnya aku mengamini ketika istriku bilang begitu, aku khawatir anakku kalo jadi pejabat takut terbawa suasana dan tren korupsi yang semakin hari semakin tinggi, bahkan ada jargon " Tidak Usah Jadi Pejabat Kalo Gak Bisa Korupsi". Tapi aku punya solusi,jika anakku memang betul calon pejabat, berarti aku harus menjadi bagian dari KPK dulu atau langsung jadi ketua KPK, tapi apakah bisa ? sepertinya bisa. tak ada yang gak mungkin di dunia bila sungguh-sungguh. Lah kenapa aku harus jadi bagian dari KPK dulu ? untuk sebuah cita-cita anakku. Ya siapa tahu anakku jadi pejabat. jadi sebelum anakku jadi pejabat betulan aku bisa didik dulu dia supaya kontra korupsi dan tidak terbawa trend korupsi, dan sejak kecil dia sudah tahu bahwa ayahnya adalah pawang pejabat korup dan suka dengan kata " Pemberatasan Korupsi Harus di Teruskan dan di Luruskan "
Terus apa yang akan aku lakukan"Andai Aku Jadi Ketua KPK". yah sesuai tugas dan fungsi sebagai seorang ketua KPK tentunya mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi selain itu bekerjasama dengan pihak terkait untuk sama-sama memberantas korupsi. ini ide dan cara saya untuk memberantas korupsi dan bahkan membunuhnya :
a. Membuat Efek Jera Pejabat Korup
Pasti cara itu sudah dilakukan oleh KPK dengan cara menghukum seberat-beratnya para koruptur, tapi apakah dengan cara penahanan akan membuat efek jera kepada para koruptur? cara yang baik menurut saya adalah membuat hukuman mati bagi para koruptur, terkesan sadis namun sangat membuat efek jera. jika terkendala dengan undang-undang ganti dengan hukuman potong tangan bagi para koruptur, nanti kan ketahuan kalo pejabat yang tangannya buntung pernah korupsi. insya Allah pasti jera.
b. Pengesahan undang-undang anti korupsi harus sesuai peraturan dan usulan KPK
Pengesahan undang-undang anti korupsi haruslah sesuai dengan peraturan dan usulan dari KPK, karena KPK lah yang mempunya tugas untuk melakukan penyidikan,penyelidikan dan penuntutan juga penahanan bagi para koruptor, karena KPK lah yang bertugas untuk memberantas korupsi, saat ini terkesan ada kepentingan dalam pengesahan undang-undang KPK, yang mengesahkan kan DPR dan yang sering terkenan kasus korupsi yang anggota DPR yang terhormat, otomatis disesuaikanlah dengan keinginan mereka. dan Andai Aku Jadi Ketua KPK cara pengesahan oleh KPK lah yang akan saya lakukan, pasti timbul pro dan kontra. tinggal kita bilang aja kepada mereka yang kontra " KPK yang bertugas, berarti harus sesuai dengan kewajiban kita, gitu aja kok repot". kalau ini bisa berjalan saya yakin korupsi bisa kita tiadakan dari bumi indonesia. karena undang-undang mencangkup pada semua tugas KPK yakni penyelidikan,penyedikan,penuntutan,penahanan dan hukuman bagi para koruptor.
c. Sosialiasi terus untuk memberantas korupsi
Cara ini sangat penting dan sangat sering dilakukan oleh KPK, namun perlu ada terobosan baru dalam sosialisasi ini, dengan cara mengajak semua lapisan masyarakat untuk Anti Korupsi, mulai dari anak kecil sampai kakek-nenek. sediakan buku-buku panduan untuk menjadi mitra KPK. misalnya " Ayahku Hebat : Anti Korupsi. yang di dalam buku panduanya berisikan cara-cara untuk menjelaskan dan mencontohkan hal-hal yang mengenai anti korupsi dari korupsi waktu sampai korupsi uang rumah tangga dan uang jajan. membuat modul buku khusus untuk anak-anak dengan judul dan isi yang menarik serta mudah dipahami seperti : Jadi Orang Jujur Adalah Cita-Citaku : yang isinya mengenai tindakan seorang anak yang jujur dan berbakti pada agama,negara dan bangsa. terus satu judul modul :Aku dan Keluargaku Anti Korupsi. bisa juga mewajibkan semua organisasi. mulai dari ORMAS.LSM,OSIS,Intansi Pemerintah mulai dari Kabupaten,Kecamatan,Kelurahan,RT,RW membuat divisi anti korupsi untuk menindak orang-orang didalam organisasi itu jika ada yang korupsi.
d. Bekerjasama dengan pemerintah dalam pemberantasan korupsi
bekerjasama dengan pemerintah saat diajurkan, karena kita hidup diatur oleh pemerintah dan undang-undang, namun kerjasamanya haruslah berbeda dengan Komisi lain. karena KPK adalah tugasnya memberantas korupsi. jadi harus disesuaikan dengan tugas dan wewenang KPK. Kerjasama yang saya maksud adalah membuat surat pernyataan bagi setiap pegawai untuk tidak korupsi dan itu menjadi syarat wajib dalam setiap perekrutan pegawai negeri sipil maupun pejabat non PNS, membuat surat pernyataan tidak akan menyelewengkan dana pada saat penerimaan bantuan hibah dari pemerintah,diwajibkan membuat SPJ yang sesuai dengan fakta di lapangan, membuat atau mengangkat salah satu pegawai di pemerintah menjadi mitra KPK untuk mengawasi rekan-rekannya,
Sebenarnya masih banyak cara yang bagus dan baik, tapi untuk hari ini mungkin satu aja dulu yang untuk pembaca setia blogku, semoga korupsi di indonesia kita berkurang dan bahkan lenyap. sepertinya harus sewa jin yah hehe...mudah-mudahan tulisan sederhana ini bisa membuat inspirasi baru bagi KPK dalam pemberantas korupsi di indonesia.
SALAM ANTI KORUPSI
http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/418/Pedi%20Perdiansyah.html
http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/418/Pedi%20Perdiansyah.html
06.45 | 3
komentar
